Sabtu, 07 September 2013

Sejarah daerah Simalungun

SEJARAH SIMALUNGUN

    Mengenai asal-usul orang Simalungun bisanya kita lihat dari garis perkembangan penyebaran orang-orang sebelum kita. Menurut pendapatnya bapa P.Sarasin ataupun F.Sarasin di dalam buku B.H.M. Vlekke (1967:8-12) tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yang datang dari daratan Asia,yaitu dari Yunan Cina Selatan hingga hulu bah Mekong karena pekerjaan kehidupan membuat mereka meninggalkan kampung nya dan menjalani untuk mencari daerah yang lain ke arah Selatan yaitu menuju Hindia Belakang (Campa,Kambodja ataupun Thailand), setelah itu bertebaranlah mereka sampai ke Indonesia.
    Penyebaran bangsa-bangsa ini terjadinya di dalam dua gelombang,yaitu : Gelombang yang pertama yaitu Proto Melayu yang diperkirakan berlangsung pada tahun 3000 sebelum Masehi, sedangkan gelombang yang kedua yaitu Deutro Melayu yang diperkirakan berlangsung pada tahun 300-200 sebelum Masehi. Sejarah Simalungun termasuklah ke golongan Proto Melayu, sedangkan sejarah yang datang belakangan adalah gelombang yang kedua (Deutro Melayu) yang lebih banyak mereka tinggal di tepi sungai (pantai) sedangkan yang bertempat tinggal di daerah dalam-dalam yaitu dengan orang Melayu Tua.
Yang masuk ke daerah Simalungun mungkin ada dua gelombang  yaitu yang pertama masuk dari Aceh ataupun Pantai Timur Sumatera yang berasal dari Campa (Kambodja) di Hindia Belakang sehingga mereka disebut Proto Simalungun. Masyarakat Proto Simalungun inilah yang mendirikan Kerajaan Nagur (500-1295) sedangkan pusat kerajaan diperkirakan di daerah Kerasaan di tepi Bah Bolon dekat dengan kota Perdagangan. Batas-batas Kerajaan Nagur yaitu : diantara timur yaitu Selat Malaka, diantara barat yaitu Laut Tawar (Danau Toba). Kerajaan Nagur diubah menjadi Kerajaan Silou (R.H.Kroesen di dalam ANRI 1904) yang pemimpinnya Panglima Indrawarman (Parkin,1978:80) dari Damasraya Jambi pada tahun 1295. Raja Nagur berasal dari marga Damanik.
     Pada masa penyakit epidemi (yang menyakitkan ataupun mematikan) ataupun kemarau yang tidak pernah berhenti, orang Simalungun yang pertama ini pun (Proto Simalungun) pindahlah ke daerah tepi laut tawar (Danau Toba), Pulau Samosir sampai ke Pusuk Buhit. Dari Pusuk Buhit ini lah menyebar ke daerah-daerah sekitarnya sehingga itulah yang dinamakan mereka Tanah Batak. Proto Simalungun yang lain ada juga yang mengungsi ke daerah Melayu yaitu tepi laut Timur Sumatera, dimana mata pencaharian mereka lebih banyak yang bekerja sebagai nelayan. Yang lain juga adanya yang tetap tinggal di Simalungun. Setelah habis masa epidemi ataupun kemarau panjang, pulanglah pengungsi itu ke Simalungun. Pertemanan ataupun hubungan perkawinan dengan pernduduk setempat  di dekat daerah pengungsian membuat  terjadi proses asimilasi ataupun intregasi antara penduduk proto Simalungun dengan penduduk Toba-Samosir yang disebut Melayu. Mereka yang pulang ke Simalungun dari pengungsian sedangkan yang lain tetap tinggal di daerah asalnya itu, disebut lah itu Deutro Simalungun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar