Sabtu, 07 September 2013

Cerita "Sandiwara Cinta"

 Sandiwara Cinta
             

“Sudahlah, bunuh saja aku sekarang, daripada aku harus membunuh diriku sendiri dan aku berdosa. Sudah bunuh saja aku, aku tak lagi berarti dalam hidupmu!” pekik Anne membahana.
“Jangan sampai tanganku terkotori darahmu. Aku tak ingin sampai kamu harus mati di tanganku, sadarkah kamu, sampai sekarang aku tetap mencintaimu, dirimu tetap di hatiku meski kita tak lagi bersama!!.” Balas Randi dengan suara menggelegar.
“Tapi, aku tak lagi ingin lebih lama menderita hidup dengan dia, lebih – lebih tanpamu.”
“Tak usah kau hiraukan aku, kalau kau mau pergi silahkan pergi saja. Aku tak mengapa.”
“Coba pahami aku!! akupun sama, tak ingin semua ini terjadi.”
“Sudahlah, kita terima takdir ini! aku akan pergi.”
Keduanya menjauh, akhir yang tragis, cinta mereka tak bersatu. Namun walau begitu tepuk tangan penonton membahana dan riuh, Aku puas dengan akting mereka berdua, mereka aktor dan aktris yang aku pilih sendiri, aku cari sendiri. Aku latih sendiri. Aku ajari mereka bagaimana akting natural, meski aku lihat akting mereka masih jauh dari kata natural, tapi aku kagum dengan kecepatan mereka menghapalkan dialog yang bahasanya bukan bahasa mereka gunakan sehari – hari.
Kenalkan namaku Fikri, aku adalah seorang mahasiswa semester akhir yang masih enggan mengakhiri masa studiku dan lebih asik mengajarkan ilmu yang aku pelajari secara otodidak ini. aku sangat menyukai dunia akting, dunia seni peran, dunia sandiwara. Di dunia itu aku juga mempelajari banyak hal lain seperti tata lampu, tata suara, tata musik, penulisan skenario, dan lain – lain.
Aku seperti seseorang yang sengaja menghindari dunia nyataku, aku seperti lari dari kenyataan hidupku. Aku seperti kehilangan dunia nyataku sehingga harus berlarian mencari dunia lain yang bisa aku buat bersandar. Dunia ini adalah panggung sandiwara, makanya aku sama sekali tak merasa berlari ke dunia lain, aku tetap pada duniaku, dunia yang lebih sandiwara.
“Mas Fik, gimana aktingku?” tanya Anne mengagetkanku.
“Baik.” Jawabku pelan.
“Lempeng banget responnya, kesel deh.”
“Terus mas harus bilang apa? wow gitu?”
Dia tergelak, manis. Aku tak ingin menatapnya lekat, karena dengan menatapnya berarti aku harus mengingat dia lagi, kakak kandungnya yang telah tiada. Kakak kandungnya yang harusnya kini mungkin sudah sama – sama mencari pekerjaan di bank atau kantor – kantor keuangan dengan dia, karena kita janji akan lulus bareng. Tapi?
“Aku nggak suka ama aktingnya Randi, datar banget.” Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.
“Kenapa bilang gitu?”
“Masak mas nggak bisa lihat, sih? Dari tadi itu matanya dia nggak ke aku, entah kemana.”
“Tapi aku salut sama kalian berdua yang sudah bisa membuat pementasan kali ini sangat seru dan semarak, terima kasih ya.”
“Mas Fikri ingat Mbak Nani ya?”
Aku mengangguk pelan, dia seperti merasakan apa yang aku rasakan. Dia terpekur, airmatanya menggantung di pelupuk matanya. Aku tahu kita semua kehilangan Nani, kenapa semua harus terjadi. Kenapa?
“Mbak Nani mungkin sudah bahagia di alam sana. tapi Mbak Nani juga bakalan sedih lihat Mas Fikri terus – terusan lari dari masalah gini? Ayo, mas. coba sedikit sadar! Dunia tak selebar daun kelor. Kamu harus berani menghadapi kenyataan kalau mbak Nani meninggal dan nggak akan balik lagi.”
“Tapi aku merasakan Nani masih setia menemaniku.”
“Cinta mbak Nani buat Mas Fikri itu palsu, dia nggak cinta sama kakak. Kenapa kakak nggak bisa ngelupain dia?”
“Aku terlalu cinta pada dia.”
“Susah ngomong sama mas Fikri ini!” bentaknya seraya pergi meninggalkanku.
“Di saat lelah gini emang paling enak ya bersandar di bahumu, Fik.”
“Nani, kamu harus tahu, kita nggak bisa terus – terusan begini. Kamu bukan pacarku.”
“So why?”
“Kamu nggak mikirin perasaanku, perasaan Toni juga? Kita sahabatan, Nan. Aku nggak ingin buat hatinya kecewa karena kedekatan kita.”
“Kan dia lebih beruntung dari kamu, lagian aku juga sejenak doang bersandar di bahumu.”
“Kamu juga nyakitin aku, Nan. Kamu seperti ngasih aku harapan palsu.”
“Kenapa kamu masih ragu tentang cintaku sih?”
“Jelas, kamu tak pernah menunjukkan niat baik dan sepertinya ingin membuat masalah antara aku dan Fathoni.”
“Kita harusnya menikmati momen ini tanpa harus menyebut namanya. Kamu harusnya banyak – banyak doa saja semoga cinta kita bisa kekal abadi, kita bisa bersatu walau kita tak ada ikatan.”
“Sampai kapan? Kau bagi cintaku dan cintanya?”
“Aku tak tahu, Fikri. Mungkin sampai aku mati.”
“Toni! Ton! Dengerin dulu! semua ini nggak seperti yang kamu lihat, diantara kita. . . .” Toni menonjokku keras, aku terpelanting jauh. aku tak lagi dapat melihat apa yang diperbincangkannya dengan Nani, hanya sayup – sayup terdengar.
“Kenapa kalian tega menghianati gue? Apa salah gue sama kalian? Selama ini kalian ternyata menipu gue? Jelas gue nggak bisa terima yang kayak gini! Gue doain siapapun diantara kalian bakalan kualat sama gue, karena udah nipu gue, nusuk gue dari belakang!” hardik Fathoni beberapa waktu lalu.
Kata – kata itu masih menari – nari di ingatanku. Hingga hari ini aku tak habis pikir, kita kena tulah dari perbuatan terlarang itu. aku harus kehilangan semangat buat hidup sedangkan Nani kehilangan hidup. Cinta terlarang yang kita sebar benihnya harus layu sebelum akhirnya mekar. Hati ini perih terasa, kehilangan sahabat kehilangan cinta.
Seharusnya aku tak tergoda dengan rayuan Nani. Harusnya aku menjaga keutuhan persahabatan diatas segala – galanya. Harusnya, tapi kini nasi sudah menjadi bubur bahkan menjadi aking. Tak lagi ada yang dapat diperbaiki. Fathoni sudah jauh lebih sukses dan beruntung dibandingkan aku, dia juga kabarnya sudah bertunangan dengan pemenang kontes kecantikan tahun lalu yang tak lain adalah putri pemilik sebuah bank nasional yang cantik dan cerdasnya tak perlu diragukan lagi?
Aku bandingkan dengan hidupku? Jauh. dapat kerja yang pas saja belum. Apalagi dapat pacar baru yang luar dalam sempurna seperti yang didapatkan Fathoni? aku menyesali perbuatanku itu. perbuatan yang salah dan terkutuk itu.
“Mas Fikri, siapa yang pantas aku pilih. Persahabatanku atau cintaku.” Tegur Anne.
“Sahabat.” Jawabku pasti.
“Why?”
“Nggak ada alasan. Jangan sampai kamu melukai sahabatmu, meski cinta terlihat lebih menguatkanmu.”
“Aku tahu bagaimana perasaannya, tapi aku tahu juga, kalau Lina amat sangat mencintainya.”
“Siapa? Randi?”
Dia mengangguk. Wajahnya mendadak masam.
“Kamu cinta sama dia?”
“Gimana ya?”
“Kalau kamu cinta, bandingkan lebih kuat mana cinta Randi, padamu atau pada Lina.”
Aku menatap erat wajah Anne. Sangat mirip dengan Nani, senyumnya, barisan gigi rapatnya, dan juga sepasang mata bola yang membuat setiap lelaki memimpikan mata itu, mata itu teduh dan laksana bidadari.
“Randi terlalu susah ditebak. Bikin galau aja.”
“Nggak usah main hati deh, biasa aja.”
“Tapi hatiku kian nggak bergetar kalau di dekatnya. Justru . . . .”
“Justru kenapa?”
Dia menggeleng. Sepertinya ada sesuatu yang menyerang otaknya sehingga dia mengurungkan ucapannya dan memilih untuk berlari meninggalkanku seorang diri. Aku lihat dari jauh mukanya memerah.
Setengah mati aku merasakan penyesalan yang mendalam, setelah itu aku seperti jera. Tak lagi ingin bersahabat, tak lagi ingin menjalin cinta. Karena semua itu palsu. Ketika dihadapkan pada kepentingan pribadi masing – masing. Dalam kasus ini akulah pecundangnya, meski di awal terlihat akulah pemenangnya. Oh!
Sungguh mati, aku tak lagi ingin lebih lama hidup disini. Ingin aku turut ke dunia dimana Nani kini tenang. Tapi aku masih mau buat hidup dan memperjuangkan harapanku yang belum terwujud.
“Fikri, aku mencintai kamu. Meski di saat ini kita tak mungkin bersama.”
Akupun sama, Nani. Aku mencintaimu lebih dari siapapun, aku mengharapkan kalau kita akhirnya berakhir bahagia. Tak ada kompetisi. Tak ada kalah menang. Tak ada yang disakiti atau merasa menyakiti. Harusnya.
“Pokoknya bapak nggak mau tahu! Kamu harus sudah wisuda semester depan! Bapak ini malu, nak. Tiap hari ditanyain tetangga – tetangga soal nasib kuliah kamu.!”
“Bapak ngerti nggak sih, aku lagi galau.”
“Galau itu sehari dua hari, lagian ngapain sih kamu pakai ikutan kayak gitu? Kamu itu lelaki, patah satu tumbuh seribu. Malah bisa tumbuh sepuluh ribu. Perasaan bapak dulu mudanya juga nggak gitu – gitu amat.”
“Nggak semudah itu, Pak. Aku udah membunuh persahabatanku sendiri, aku juga udah bikin semuanya makin runyam dengan kematian . . .”
“Semua udah terjadi kan? Emangnya kamu bisa bikin semuanya kembali balik lagi? Lihat, ibu kamu udah sakit – sakitan terus. Dia nggak ingin apa – apa. dia ingin lihat kamu segera lulus kuliah, gitu aja!” ujar bapakku sambil memegang – megang jenggotnya.
“Sekarang aku harus gimana?”
“Kamu harus minta maaf sama Fathoni. dimanapun dia sekarang, temui dia!”
Aku terngaga, darimana bapak yang biasanya cuek dengan hidupku bisa tahu aku ada masalah besar dengan Fathoni. akupun akhirnya seperti mendapatkan ilham, Cuma dengan cara itu semua akan menjadi baik.
“Ayo kita taruhan, apa Fathoni bakalan maafin Fikri?”
“Nggak mungkin, lah. Jelas – jelas kesalahan Fikri udah parah banget, ngerebut pacar Fathoni, nusuk Fathoni dari belakang, huh!”
“Sahabat macam apa kayak gitu?”
“Tega ya.”
“Aku pegang, yang lain. Thoni bakalan maafin Fikri, aku yakin di hatinya masih ada hati nurani, ini kisah nyata. Bukan sandiwara. Dalam salah masih ada maaf.”
“Sok banget kamu.”
Sayup – sayup aku dengarkan suara kegusaran mereka. dulu aku juga tertantang oleh tawaran taruhan mereka yang hadiahnya sangat menggiurkan. Tapi? tapi kalau akhirnya begini lebih baik dari awal aku tak menghiraukan mereka. masak sahabatnya sendiri jadi taruhan? Dan aku, aku lebih tega lagi. Sahabat sendiri dihianati. Meski awalnya tak ada maksud.
“Gimana nih pementasan kita selanjutnya? Masih masang aku sama Randi, kan?”
“Nggak.”
“Ayolah, please.”
“Yang mana namanya Lina?”
“Mas Fikri belum tahu? Lina meninggal dunia, mas. dia overdosis setelah tahu kalau Randi nggak suka sama dia.”
Aku makin terbelalak. Ini sandiwara apa nyata? Ini nggak mungkin. Ada apa sebenarnya?
“Kasihan ya dia?”
“Lebih kasihan lagi aku, ternyata dia selama ini udah menjalin hubungan dengan Yoan, mantanku. Mereka berhubungan sejak aku masih jadi pacar Yoan. Aku nggak nyangka aja. Ternyata hidup hanya soal menipu dan ditipu, menusuk atau ditusuk. Aku sedih. Aku nggak bisa berpikir.”
“Darimana kamu tahu?”
“Kemarin Yoan meminta maaf sama aku dan memintakan maaf almarhumah Lina.”
“Sekarang kamu sedih atau bahagia.”
“Jelas aku sedih. Aku nggak bisa mikir lagi. Aku emang udah nggak ada lagi ikatan ama Yoan, dan rasa cintaku juga udah nggak ada, tapi yang aku sesalkan kenapa justru yang menyakitiku adalah sahabat dan pacarku sendiri.”
“Pacar?”
“Kan dulu statusnya pacarku.”
“Kalau Yoan minta maaf ama kamu dan minta balikan ama kamu, kira – kira kamu kasih kesempatan kedua nggak?”
“Maaf oke, balikan nggak.”
Anne menunjukkanku kira – kira apa yang akan aku hadapi jika melakukan hal yang sama dengan Fathoni. “Semoga kamu mau maafin kesalahanku, Thoni.” Ujarku sambil berlutut pada Fathoni. “Udah nggak ada yang perlu dimaafin, bahagialah kalian berdua, dengan Nani. Aku ikhlas.

Cepat Rambat Bunyi (IPA)

Cepat Rambat Bunyi

Faktor yg mempengaruhi cepat rambat bunyi?
1. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat padat.
2. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan matematis (v = v0 + 0,6.t) dimana v0 adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium.

Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh jenis medium perambatannya. Medium udara, air, zat padat dan suhu akan menghasilkan cepat rambat bunyi yang berbeda-beda.Semakin padat suatu medium makin rapat pula partikel dalam medium dan makin kuat gayakohesi diantara partikel medium tersebut. Sehingga suatu bagian dari medium yang bergetar akan menyebabkan bagian lain ikut bergetar secara cepat.Demikian pula dengan suhu suatu medium. Makin tinggi suhu suatu medium, makin cepatgetaran partikel-partikel dalam medium tersebut, sehingga proses perpindahan getaran semakin cepat.
Merambat Melalui Medium
Bagaimana bunyi merambat ketika kamu bertepuk tangan? Getaran yang dihasilkan oleh tepukan tanganmu menimbulkan gelombang longitudinal yang merambat melalui udara menuju temanmu. Proses ini serupa dengan apa yang kamu lihat ketika kamu membuat gelombang longitudinal pada pegas. Seperti diilustrasikan dalam Gambar 10.27, Tepukan tanganmu menyebabkan terjadinya rapatan dan renggangan di antara partikel-partikel di udara. Apakah bunyi hanya merambat melalui udara saja? Bunyi dapat merambat melalui zat padat, cair dan gas (sebagai contoh kayu, gelas, baja, air, udara). Kamu dapat menyelidiki hal ini melalui kegiatan dalam Lab Mini 10.3. Pikirkan lagi tentang radiomu. Pengeras suara dalam radiomu sebenarnya menggerakkan udara di depannya sehingga partikel-partikel udara itu bergetar. Jika tidak ada udara (medium) di depan pengeras suara itu, tidak akan terjadi bunyi. Tanpa medium untuk merambatkan getaran, tidak akan terjadi bunyi. Di permukaan bulan tidak ada atmosfer, sehingga tidak ada medium untuk merambatkan gelombang. Jadi tidak ada bunyi di bulan maupun di ruang hampa di tempat lain.

Cepat Rambat Bunyi
Jika seruling dan gitar dimain-kan bersamaan, kedua gelombang bunyi itu akan sampai di telingamu dalam waktu yang sama. Cepat rambat bunyi tidak bergantung pada jenis sumber bunyinya. Cepat rambat bunyi bergantung pada dua hal: jenis medium yang dilalui gelombang bunyi dan suhu medium. Udara merupakan medium yang paling sering dilalui gelombang bunyi yang kamu dengar, seperti bunyi angklung pada Gambar 10.28. Seperti telah kamu amati dalam Lab Mini 10.3, gelombang bunyi dapat merambat melalui berbagai jenis medium. Zat cair dan zat padat merupakan penghantar yang lebih baik daripada udara sebab partikel-partikel di dalam zat cair atau zat padat saling mempengaruhi lebih kuat daripada partikel-partikel udara. Hal ini mengakibatkan perpindahan energi gelombang bunyi di dalam zat padat atau zat cair menjadi lebih mudah daripada di udara. Perhatikan cepat rambat bunyi pada berbagai jenis bahan dalam Tabel 10.1.
Berkas:Angklung.jpg
Suhu medium juga merupakan faktor penting dalam menentukan cepat rambat bunyi. Pada saat suhu zat meningkat, molekul-molekulnya bergerak lebih cepat sehingga frekuensi tumbukan antar partikel lebih banyak. Meningkatnya tumbukan molekul ini akan lebih banyak memindahkan energi dalam waktu yang lebih singkat. Ini memungkinkan gelombang bunyi berpindah lebih cepat. Bunyi merambat melalui udara dengan cepat rambat 344 m/s, pada suhu 20° C, namun hanya dengan cepat rambat 332 m/s, pada suhu 0° C. Setelah membahas faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi, jawablah pertanyaan dalam Gambar 10.29. Cepat rambat bunyi untuk medium tertentu dan suhu tertentu besarnya tetap. Gerak dengan kecepatan tetap ini disebut gerak lurus beraturan (GLB).


LAJU GELOMBANG BUNYI
Bunyi mempunyai cepat rambat yang terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk berpindah. Cepat rambat bunyi sebenarnya tidak terlampau besar. Cepat rambat bunyi jauh lebih kecil dibadingkan dengan cepat rambat cahaya. Karena bunyi termasuk gelombang, cepat rambat bunyi juga memenuhi persamaan cepat rambat gelombang. Cepat rambat bunyi merupakan jarak yang ditempuh bunyi tiap satuan waktu, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
v = s / t

Oleh karena bunyi merupakan suatu bentuk gelombang, maka :     
          λ
 v =           = f . λ
          T

Seperti untuk gelombang transversal di dalam sebuah tali, maka digunakan hukum-hukum gerak Newton, untuk menyatakan laju penjalaran gelombang longitudinal ini di dalam sifat elastis dan sifat inersia dari suatu medium. Kecepatan jalar gelombang bunyi ini bergantung pada interaksi dan sifat inersia  medium. Konstanta perbandingan perubahan tekanan pada sebuah benda, Δp, kepada bagian perubahan volume yag dihasilkan, yakni –ΔV/V, dinamakan modulus lenting elastisitas (bulk modulus of elasticity) B dari benda tersebut.
 B menyatakan interaksi antar molekul. Yakni :
               V . Δp
 B = -
          ΔV

B adalah positif (+) karena suatu penambahan tekanan akan menyebabkan suatu pengurangan volume. Dengan menyatakannya di dalam B, maka laju denyut longitudinal di dalam medium adalah :
v = √ B / ρo

    Jika medium tersebut adalah sebuah gas, seperti udara, maka kita mungkin menyatakan B di dalam tekanan gas yang tak terganggu ρo. Untuk sebuah gelombang bunyi di dalam suatu gas, maka di dapatkan :
v = √γ ρo / ρo
Di mana γ adalah sebuah konstanta yang dinamakan perbandingan kalor jenis-kalor jenis untuk gas tersebut. Jika medium tersebut adalah sebuah benda padat, maka modulus lenting digantikan oleh modulus regang (yang dinamakan modulus Young). Jika benda padat tersebut diperluas, maka harus diperhitungkan kenyataan bahwa, tidak seperti fluida, sebuah benda padat akan memancarkan resistans kepada gaya tangensial atau gaya geser dan laju gelombang longitudinal akan bergantung pada modulus geser seperti juga pada modulus lenting.
CEPAT RAMBAT BUNYI PADA MEDIUM PADAT, GAS, DAN CAIR
Cepat rambat bunyi pada berbagai medium perantara berbeda-beda. Bunyi akan paling baik dalam zat padat dan paling buruk dalam gas. Cepat rambat bunyi tergantung pada modulus elastisitas dan kerapatan material. Di dalam zat cair dan zat padat, yang tingkat kompresibilitasnya lebih kecil sehingga modulus elastisitasnya jauh lebih besar, bunyi merambat dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Cepat Rambat Bunyi Dalam Zat Padat
Cepat rambat bunyi dalam zat padat tergantung pada modulus Young dan massa jenis zat padat.
    Dengan :  E = modulus Young (N/m2)
 v  =  √E / ρ       
    ρ  = massa jenis (kg/m3)

Cepat Rambat Bunyi Dalam Gas
Cepat rambat bunyi dalam gas tergantung pada suhu dan jenis gas.
             R . T            Cp
   v  =  √ γ            γ  =  
               Mr                Cv


Dengan :
        γ  =  konstanta Laplace
        R =  konstanta umum gas = 8,31 J/ mol K
              Mr =  massa molekul relative gas
        T  =  suhu gas (K)
        v  = cepat rambat bunyi (m/s)

Pada gas, cepat rambat bunyi sangat bergantung pada temperature. Sebagai contoh, cepat rambat bunyi di udara meningkat sebesar 0,60 m/detik untuk setiap derajat celcius kenaikan suhu.
v  =  331 + 0,60 T (m/detik)

Di mana T adalah temperature (oC). Sebagai contoh, pada temperature 20oC, bunyi akan merambat di udara dengan kecepatan :
v = [331 + (0,60)(20)] m/detik = 343 m/detik.
Dalam medium udara, bunyi mempunyai sifat khusus, antara lain :
a)      Cepat rambat bunyi tidak tergatung pada tekanan udara, artinya jika terjadi perubahan tekanan udara, sepat rambat bunyi tidak akan berubah.
b)      Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu. Makin tinggi suhu udara, makin besar cepat rambat bunyi.

3.      Cepat Rambat Bunyi Dalam Zat Cair
Cepat rambat bunyi dalam zat cair tergantung pada modulus Bulk dan massa jenis zat cair.
      B
 v  =  √
      ρ


Dengan :   v  =  cepat rambat bunyi (m/s)
B  =  modulus Bulk (N/m2)
ρ   =  massa jenis zat (kg/m3)

Kecepatan bunyi pada beberapa medium pada suhu yang sama (20 °C) ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.

Pada Tabel di atas terlihat bahwa untuk medium yang berbeda, kecepatan perambatan gelombang bunyinya berbeda pula. Jika dilihat dari kepadatan medium-medium pada Tabel di atas ternyata pada medium yang mempunyai kerapatan paling kecil yaitu udara, gelombang bunyi merambat paling lambat dan sebaliknya. Jadi bunyi merambat paling baik dalam medium zat padat dan paling buruk dalam medium udara (gas).

Perbedaan cepat rambat bunyi dalam ketiga medium (padat, cair, dan gas) karena perbedaan jarak antarpartikel dalam ketiga wujud zat tersebut. Jarak antarpartikel pada zat padat sangat berdekatan sehingga energi yang dibawa oleh getaran mudah untuk dipindahkan dari partikel satu ke partikel lainnya tanpa partikel tersebut berpindah. Begitu sebaliknya pada zat gas yang memiliki jarak antarpartikel yang berjauhan. Selain bergantung pada medium perambatannya, cepat rambat gelombang bunyi juga bergantung pada suhu medium tempat gelombang bunyi tersebut merambat.

Contoh Sinopsis Novel

 SINOPSIS NOVEL GADIS PANTAI

              Di sebuah kampung nelayan yang jauh dari keramaian, hiduplah sebuah keluarga miskin yang kehidupannya menggantungkan dari laut. Mereka memiliki seorang anak gadis yang usianya baru berusia empat belas tahun. Usia yang belum cukup untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Pada usia yang sedini ini dia sudah dinikahkan dengan seorang Bendoro dari kota yang diwakili oleh sebilah keris. Perkawinan mereka hanya disaksikan oleh ketua kampung yang sekaligus sebagai perwakilan dari kota dan keluarga gadis pantai. Setelah pernikahan dilangsungkan, Gadis Pantai, nama anak nelayan miskin itu langsung dibawa ke kota, ke tempat keluarga Bendoro tinggal.

              Kehidupan yang jauh berbeda dengan keadaan sewaktu di tempatnya sendiri membuat Gadis Pantai merasa dirinya dalam sebuah kerangkeng yang serba terbatas. Disekelilingnya tak ada yang pernah tersenyum dengannya, semuanya begitu kaku, hanya seorang pelayan tualah yang menjadi teman bicara dan teman bertanya dikala sedang merasa kesepian di kamarnya.
Tiga bulan telah berlalu Gadis Pantai kini telah menjadi istri seorang Bendoro. Nama sebutannya pun sudah bukan Gadis Pantai lagi, melainkan Mas Nganten. Dalam waktu yang tiga bulan, Mas Nganten semakin tidak mengenal dirinya sendiri. Dengan perubahan-perubahan yang ada pada dirinya. Ini semua berkat bantuan pelayan tua yang senantiasa membingbing dan mengarahkan Gadis Pantai.
Kehidupan yang serba terikat dalam gedung yang besar membuat Gadis Pantai merasa rindu akan kampung halamannya. Dia ingin pulang kembali ke kampungnya. Tapi apa mau dikata pelayan tualah yang selalu meluluhkan hatinya agar tidak kembali ke kampung halamanya sendiri.
Setahun berlalu Gadis Pantai semakin dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang memaksanya harus begitu rupa. Tidak ada kejadian yang merasa dirinya atau keluarga Bendoro terganggu. Hal ini karena masing-masing memiliki tugas dan kewajiban berbeda, serta martabat yang berbeda.
Namun pada suatu ketika Gadis Pantai kehilangan dompet tempat uang belanjaan dapurnya. Uang itu untuk menghidupi seisi gedung. Gadis Pantai menjadi risih harus bagaimana dia mengadukan pada Bendoro. Sedangkan yang dicurigainya adalah masih kerabat Bendoro sendiri, setelah ditanyai dia tidak mengaku, malahan temannya yang lain ikut membelanya dan sebaliknya menghina pada Gadis Pantai. Namun pelayan tua yang menemani Gadis Pantai mengadukannya pada Bendoro. Bendoro menjadi murka setelah tahu pencuri dompet istrinya adalah kerabatnya, dia langsung mengusirnya dari gedung itu bersama dengan pelayan tua yang mengadukannya. Hal ini membuat Gadis Pantai merasa terpukul karena dia tidak memiliki lagi teman untuk mencurahkan perasaanya. Kepergian pelayan tua tidak membuat gusar Bendoro, karena pada waktu itu juga dia dapat menggantikan pelayan tua dengan seorang pelayan yang masih muda, Mardinah namanya pelayan itu. Dia masih kerabatnya Bendoro sewaktu ditanya oleh Gadis Pantai.
Kedatangan Mardinah ke rumah itu sepertinya memiliki niat lain. Dia datang tidak hanya sebagai pelayan, tetapi ingin menghancurkan rumah tangga Gadis Pantai. Hal ini membuat Gadis Pantai ingin pulang ke kampungnya, dan Bendoro pun tidak merasa keberatan. Kepulangannya ke kampungnya harus diantar dan diawasi oleh pelayan barunya itu, yakni Mardinah sang pengkhianat. (Bagian 1)

                 Gadis Pantai tidak pulang kembali bersama Mardinah ke kota, Gadis Pantai tinggal beberapa hari di kampungnya. Mardinah disuruhnya pulang terlebih dahulu bersama kusir yang mengantarnya sewaktu mereka datang. Selama di kampung Gadis Pantai tidak merasa seperti dulu. Semua orang memandangnya lain. Setiap orang yang dilihatnya langsung menundukkan wajahnya. Hal ini membuat Gadis Pantai merasa seperti dirinya asing bagi kampungnya sendiri. Bapaknya pun berlaku seperti orang lain, mereka seakan-akan baru bertemu dengan seorang pembesar.
Setelah empat hari tinggal di kampung, datanglah rombongan Mardinah yang akan menjemput Gadis Pantai dengan disertai empat orang pengawal. Nereka memaksa Gadis Pantai untuk segera pulang ke kota ditunggu oleh Bendoro. Sedangkan surat yang diberikan oleh Bendoro tidak diberikannya pada Gadis Pantai ataupun bapaknya sendiri. Hal ini membuat Bapaknya Gadis Pantai merasa curiga. Dugaan ini ternyata benar, dan Bapak mencari akal untuk membuktikannya, serta menyelamatkan anaknya yang ada dalam bahaya.

             Akhirnya rahasia Mardinah terbuka, setelah taktik dijalankan. Mardinah mengaku disuruh Bendoro dari Demak untuk membunuh Gadis Pantai di perjalanan dengan diberi upah yang cukup besar. Mardinah mendapat hukuman dari warga untuk kawin dengan lelaki yang paling malas di kampung itu, yang bernama si Dul Pendongeng. Mardinah dapat menerimanya dengan lapang dada. (Bagian 2)
Sepulang dari kampung Gadis Pantai merasa dirinya sedang mengandung. Hal ini langsung dibuktikan oleh paraji Bendoro sendiri. Bendoro pun tidak banyak omong tentang kepulangannya dari kampung. Tidak banyak ditanyakan oleh Bendoro. Hal ini membuat Gadis Pantai merasa tenang untuk mnyelamatkan kampung orang tuanya, yang telah membuat hilangnya pengawal Mardinah. Kandungannya menginjak waktu ke sembilan, saat itu Gadis Pantai sudah tidak sabar lagi ingin segera memiliki seorang anak, hal inipun sangat ditunggu-tunggu oleh bapaknya sendiri di kampung.
Saat melahirkannya pun kini telah tiba. Kelahiran Gadis Pantai dibantu oleh seorang dukun beranak kepercayaan Bendoro. Gadis Pantai melahirkan seorang anak perempuan yang mungil seperti ibunya sendiri. Namun bagi kalangan priyayi anak perempuan kurang diharapkan. Hal ini kelihatan dari setelah melahirkan Bendoro tidak mau melihat keadaannya sehabis melahirkan. Apakah dia sehat atau tidak. Tidak pedulinya Bendoro dikarenakan anak yang baru dilahirkannya seorang perempuan.
Tiga bulan setelah dilahirkan Bapak datang menjenguk Gadis Pantai secara tidak sengaja. Bapak dipanggil oleh Bendoro untuk menghadap. Namun setelah menghadap wajah Bapak tidak bahagia, Bapak murung tidak seperti biasanya. Kemudian Bapak menyuruh Gadis Pantai untuk segera membereskan pakaiannya untuk dimasukkan ke dalam wadah.
Gadis Pantai merasa kebingungan Bapak mengajaknya pulang. Namun, Bapak menjelaskan pada Gadis Pantai bahwa Bendoro telah menceraikannya, dan Gadis Pantai harus segera pulang dengan bapaknya. Gadis Pantai merasa terkejut, tapi apalah daya seorang sahaya seperti dia hanya menurut kehendak Bendoro. (Bagian 3)
Walaupun dengan perasaan berat Gadis Pantai meninggalkan kesemuanya yang dimilikinya pada waktu digedung bersama Bendoro termasuk anak gadisnya yang baru tiga bulan dia lahirkan. Dalam perjalanan pulang Gadis Pantai yang sudah berubah menjadi Mas Nganten enggan untuk pulang ke kampung halamannya. Perasaan malu menghantui dirinya. Meskipun bapaknya tetap memaksanya untuk pulang ke rumahnya. (Bagian 4)




Analisis Novel Gadis Pantai
Berdasarkan hasil analisis maka penulis simpulkan bahwa novel Gadis Pantai memiliki bahasa yang baik dan komunikatif, kalimatnya oendek-pendek sehingga memudahkan untuk memahami isi cerita yang disajikannya. Penggunaan gaya bahasa dilihat dari nonbahasa, pengarang mengarah pada medium, yakni acuannya pada situasi sosial pemakainya.

Contoh Petunjuk Melakukan Sesuatu

Cara Membuat Kue Black Forest


  Bahan Kue Black Forest:
•    8 btr Telur (ukuran sedang).
•    60 gr coklat bubuk (kalau mau hitam pakai Africain Chocolate).
•    40 gr maizena.
•    100 gr terigu.
•    1 sdm Sponge-28 (bisa di hilangkan atau diganti dengan emulsifier).
•    100 gr mentega, lelehkan,dinginkan.
•    200 gr gula pasir.
•    ¼ sdt vanilli.
•    500 gr whipped cream yang sudah dikocok kaku.
•    100 gr dark cooking chocolate.
•    10 bh strawberry segar.
•    1 klg cherry hitam, saring pisahkan airnya.
Cara Membuat Kue Black Forest :
1.    Campur terigu, coklat bubuk dan maizena, aduk rata.
2.    Kocok telur, gula dan Sponge-28 hingga mengembang dan kental, masukkan campuran tepung sambil diayak, aduk hingga tercampur rata, masukkan mentega leleh aduk rata.
3.    Tuang dalam loyang bulat kotak ukuran 20x20x7 cm, oven hingga matang, dinginkan.

Penyelesaian :


1.    Potong melintang menjadi tiga bagian, basahi dengan air cherry hitam.
2.    Letakkan satu lapis cake, oles dengan whipped cream, lalu atur belahan cherry hitam diatasnya, tumpuk diatasnya lapisan kedua oles dan beri cherry hitam lagi, tumpuk lagi lapisan teratas, rapikan.
3.    Oles seluruh cake tadi dengan whipped cream, hias dengan dark cooking chocolate yang sudah dicetak hingga tertutup semua.
4.    Semprotkan whipped cream, hias dengan strawberry segar.

Tips membuat Black Forest.   
•    Untuk membuat black forest yang lebih ekonomis, dark cherry bisa dihilangkan, dan untuk membasahi tiap lapisan cake bisa menggunakan simple syrup yang dibuat dari air+gula pasir yang direbus bersamaan dengan perbandingan 1:1.
•    Whipped cream juga bisa diganti dengan butter cream supaya lebih ekonomis.
•    Cara mudah untuk membuat hiasan pinggir black forest adalah dengan membuat potongan coklat tipis dengan menggunakan pisau yang bergerigi. Namun kalau kita punya cetakan coklat pagar atau arabesques juga bisa digunakan.
•    Topping (hiasan bagian atas) bisa menggunakan buah maupun coklat curl yang dibuat dengan menggunakan alat untuk mengerok melon/papaya.